Spirit itu lebih hebat dari strategi.
Spirit berkaitan dengan hati dan character, sedangkan strategi berkaitan
dengan competence. Kenyataan menunjukkan bahwa hati dan character
memberikan pengaruh yang sangat besar pada sebuah kesuksesan.
John Kotter dalam bukunya Heart of Change
menyebutkan “70% transformasi yang pernah dilakukan ternyata gagal
karena hanya menggunakan kepala (head) tanpa hati (heart).
Menurutnya, pemimpin yang berhasil dalam melakukan transformasi adalah mereka
yang melibatkan aspek hati (heart).
Sementara itu Roosevelt menyatakan, “Character
is the foundation for all true success”. Character itu merupakan
fondasi dari keberhasilan yang abadi. Character berpengaruh
terhadap kesuksesan setiap individu, keluarga, organisasi, komunitas dan
negara.Kesuksesannya tergantung pada kesuksesan hubungan yang dibangun dengan
orang atau organisasi lain, dan hal tersebut dimulai dengan character.
Tentang culture atau character, CEO
Wells Fargo John Stumpf menyatakan, “I could leave our strategy on an
aeroplane seat and have a competitor read it and it would not make any
difference”. Menurutnya, walaupun strateginya diketahui dan dicontoh
kompetitor, tidak akan membuatnya khawatir. Yang membuat beda adalah culture
atau character.
Stumpf menyebut, character dipengaruhi
oleh top leader. Menurutnya, organisasi tidak dapat melakukan
transformasi kecuali bila pemimpin puncaknya (top leader) mengadopsi
nilai-nilai baru (new values) dan melakukan perubahan perilaku (change
their behavior). Culture atau character dari sebuah
organisasi merefleksikan personality dari kepemimpinan saat ini dan juga
personality dari kepemimpinan sebelumnya.
Selaras dengan pendapat John Stumpf, saya
berkeyakinan bahwa great leader-lah yang akan menjadi driver
untuk perubahan dalam sebuah organisasi. Great leader akan men-drive
vision & mission perusahaan, yang kemudian akan menggerakan
komponen-komponen lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar